Senin, 08 Desember 2008

Rabu Abu (T.S. Eliot)


Karena Aku tak berharap untuk kembali lagi
Karena aku tak berharap
Karena aku tak berharap untuk kembali
Mendambakan hadiah dari si ini dan penerimaan dari si itu
Aku tak lagi berusaha untuk mengusahakan yang seperti itu
(Mengapa seekor elang mesti merentangkan sayapnya?)
Mengapa aku harus menyesali
Hilangnya kuasa dari kekuasaan yang biasa?

Karena aku tak berharap untuk tahu lagi
Kemuliaan lemah di waktu yang tak henti
Karena aku tak berpikir
Karena aku tahu aku tak kan pernah tahu
Satu kekuasaan fana yang nyata
Karena aku tak bisa memuaskan dahaga
Disana, tempat pohon-pohon berbunga,
dan mata air memancar, karena tiada lagi sesuatu.

Karena aku tahu bahwa waktu senantiasa waktu
Dan tempat senantiasa hanya tempat
Dan apa yang aktual hanya aktual untuk satu waktu
Dan hanya untuk satu tempat
Aku menyambut gembira segala sesuatu apa adanya dan
Aku menolak wajah yang diberkati itu
Dan menolak suaranya
Karena aku tak berharap untuk kembali lagi
Walhasil aku gembira, harus membangun sesuatu
Untuk disambut gembira

Dan berdoalah pada Tuhan agar mengasihani kita
Dan aku berdoa semoga ku lupa
Masalah-masalah yang terlalu banyak kubicarakan dengan diri
Terlalu banyak kejelaskan
Karena aku tak berharap untuk kembali lagi
Biarkan kata-kata ini menjadi jawab
Karena apa yang sudah diperbuat, tidak akan lagi diperbuat
Semoga hukuman atas kita tidak terlalu berat

Karena sayap-sayap itu bukan lagi sayap untuk terbang
Tapi sekedar kipas untuk menepuk udara
Udara yang kini kerdil dan kering
Lebih kerdil serta kering ketimbang hasrat
Ajarkan kami untuk peduli dan tidak peduli
Ajarkan kami untuk duduk diam

(dari bagian pertama Ash Wednesday)

Tidak ada komentar: