Rabu, 19 Oktober 2011

5 Hal Yang Disesali Dalam Hidup



Saya tertarik dengan tulisan dari Bp Anthony Dio Martin tentang Smart Emotion dan berikut adalah tulisan beliau :
Ada 5 hal yang menjadi sesuatu yang paling disesali. Dengan mengetahui kelima hal itu, semoga kita bisa terhindar dari penyesalan di masa mendatang. Kelima hal itu adalah:

1.Saya terlalu hidup menurut ukuran orang lain, dan tidak betul-betul menghidupi apa yang saya inginkan.
- Selama ini hidup hanya untuk: menyenangkan oranglain, takut apa kata orang kepadanya, dan tidak menjadi diri sendiri. Contoh: mengambil pilihan jurusan yang tidak sesuai dengan hatinya, memilih karir yang tidak disukainya hanya demi orang tua.
- Tidak bahagia

2. Saya bekerja terlalu keras.
- Workaholic adalah salah satu penyakit yang menggerogoti generasi sekarang.
- Penyesalan yang timbul adalah: tidak punya waktu untuk keluarga, kehilangan kesehatan, terlalu tegang dan serius, banyak kehilangan “fun”.

3. Saya berharap saya bisa mengekspresikan perasaan saya lebih baik.
- Ada banyak situasi di masa lalu yang mungkin kita berandai-andai
- Penyesalan

4.Andaikan aku lebih banyak menjaga hubungan dengan teman dan sahabat lama
- Karena alasan kesibukan, kehilangan kontak dan hubungan dengan sahabat. Padahal fungsi teman lama adalah: bagian sejarah masa lalu kita, grafik perjalanan kita, kenangan lama kita yang memungkinkan kita berada pada situasi sekarang.
- Melalui teman lama, kita bisa bercermin dan melihat kembali perjalanan hidup kita.

5. Kenapa saya tidak memilih untuk hidup lebih bahagia?
- Banyak hidupnya menggerutu dan berkeluhkesah.
- Tidak bahagia karena: menyesali hal-hal yang telah lampau, mengkhawatrikan apa yang belum terjadi

Tips penting:
- Baca berulang-ulang kelima penyesalan tersebut. Lalu berikanlah penilaian pada diri Anda. Apakah Anda bagus dalam ukuran yang disebutkan atau apapun sama parahnya.
- Mulailah membuat komitmen dan rencana. Komitmen paling utama adalah “saya tidak ingin menjadi orang yang menyesali salah satunya”. Berdasarkan komitmen ini, buatlah rencana-rencana mengenai apa yang ingin Anda lakukan. Baik dengan kehidupan Anda, kehidupan keluarga Anda, maupun teman-teman Anda.
- Bagikan 5 penyesalan ini kepada teman-teman atau keluarga Anda, untuk saling support.

Sabtu, 16 Juli 2011

Auto koreksi di malam Nifsu Sya'ban


Sejenak saya tersadar untuk memikirkan bahwa selama ini sebagian besar waktu saya telah mengendepankan aspek nalar. Bukanlah menjadi suatu yang buruk bilamana peruntukannya menjadi kebijaksanaan. Namun kontemplasi yang saya alami adalah “Setan bermukim di otak kiri manusia (otak logika)” dan menohok secara keras atas keangkuhan selama ini yang telah menipiskan sisi kepercayaan yang menempatkan dalih bahwa “ini - itu nya” tidak masuk akal. Dan saya akui bahwa cukup memalukan bilamana berikutnya itu semua adalah keterbatasan otak / pikiran saya untuk menginterprestasi sesuatu yang saya hadapi.
Artinya bahwa rendahnya kebijaksanaan dan kesadaran maka sering menempatkan seseorang untuk menghindarkan suatu kebenaran universal yang tidak di setujui atau di kehendakinya. Dengan dalih bahwa itu tidak masuk akal, kontraproduktif atau mungkin secara hening telah merendahkan Allah secara sistemik di dalam cara berpikirnya. Tergeraknya saya menulis ini adalah Nifsu Sya’ban itu baik adanya karena di malam itu Allah akan memberikan perhatian luar biasa atas perjalanan hidup manusia setahun ke depan. Di moment itu manusia di beri kesempatan untuk menyampaikan keinginan dan menyerahkan dirinya tanpa syarat – karena Allah akan menjauhkan dari petaka, kedengkian dan mengabulkan semua rencana-rencana yang di sampaikan kepada Nya.
Pertama kali saya searching tentang Nifsu Sya’ban, dalam benak saya muncul tanda besar “ndak iyo” dan seperti ada yang mengingatkan kembali kepada saya bahwa pendapat tadi memberikan bentuk auto koreksi - selama ini saya sangat rendah mempercayai Allah plus janji-janji Allah. Saya selama ini telah terjebak dalam rutinitas ritual agama tanpa memahami ruh spiritnya. Sungguh pikiran menjijikan yang bersarang dalam raga dewasa saya. Keangkuhan tanpa bentuk sesungguhnya karena ia menampakan atas nama cerdas berlogika dan selama ini telah mendominasi pendewasaan diri . Semoga saya memaknai ini sebagai tonggak kebangkitan saya untuk cerdas menjalani hidup saya secara islami karena sebenarnya saya memang tidak pernah cukup waktu secara sadar untuk mendengarkan Allah akan bicara apa kepada saya, selama ini saya terlalu egois karena telah mendikte keinginan saya kepada Allah dalam doa normative. Suatu pemahaman keliru bahwa ketika berdoa itu tidak hanya menyampaikan tetapi juga harus menyediakan waktu yang cukup untuk mendengarkan Allah bicara apa atas semua yang telah tersampaikan di dalam doa. Saya pikir itu yang di sebut dengan sabar menjalani setelah semua kita sampaikan di dalam doa.

Sabtu, 02 April 2011

Apakah Pareto = 80:20

Prinsip Pareto, atau yang sering disebut dengan aturan 80/20, menyatakan bahwa 80% hasil berasal dari 20% input. Prioritaskan hal-hal yang dapat menimbulkan masalah bagi perusahaan jika hal itu tidak dilakukan. Sejajarkan prosentasi 20% yang terbaik dari Anda dengan 20% dari sederta daftar kerja Anda.
"Apa yang terlihat oleh pimpinan Anda pada saat dimana ia berpikir tentang pekerjaan yang Anda lakukan - apa hal yang paling penting baginya dan apa yang harus segera dipertanggungjawabkan?.

Orang memikirkan karier selalu berusaha untuk mendapatkan sesuatu yang lebih banyak untuk di lakukan di tempat kerja. Mendapatkan yang lebih sempurna bisa menjadi usaha semenjak berjuang melawan gangguan,keadaan darurat dan kesibukan yang bernilai rendah (sepele) yang hanya menghabiskan sebagian besar hari-hari Anda. Kebanyakan laki-laki menanggapi hal ini dengan bekerja lebih keras, yang biasanya melibatkan penambahan jam kerja (lembur)bertenggat waktu ketat dan banyak memaksakan diri untuk mendapatkan lebih sempurna.

Saya punya sesuatu tentang kerja keras:
seorang pria sejati melakukan apa yang perlu dilakukan dan seringkali satu-satunya cara untuk memenuhi tujuan Anda adalah menyerah diri sepenuhnya, turun menangani sesuatu halnya sendiri. Namun, kita semua tahu ungkapan "bekerja lebih cerdas, bukan lebih keras," namun kebanyakan dari kita masih bergantung pada "bekerja lebih keras" untuk bisa mendapatkan setiap situasi. Jangan sampai kita salah, Anda tidak bisa memikirkan jalan keluar dari setiap masalah, dan saya menghormati orang-orang yang mengetahui nilai kerja keras. Namun, jika Anda telah mengandalkan secara eksklusif pada bekerja lebih keras, ada beberapa trik yang akan membantu Anda menjadi lebih efisien.


Pare-Whato?

Aturan kunci hebat dan pola pikir untuk pengembangan adalah sesuatu yang disebut dengan Prinsip Pareto. Aturan ini disebut dengan kaidah 80/20, menyatakan bahwa 80% hasil berasal dari 20% dari input (dan, sebaliknya 20% hasil berasal dari 80% lain dari input). Prinsip ini dinamakan Vilfredo Pareto, Kaidah pareto terlahir dari seorang ahli matematika Italia yang hidup pada pergantian abad terakhir. Pareto mencatat bahwa 80% tanah di Italia, 20% sebenarnya dimiliki oleh penduduk terkaya. Pareto kemudian komentar bahwa 20% dari tanaman kacang polong kebun-nya menghasilkan 80% dari kacang polong ia dibesarkan.

Prinsip Pareto menyatakan bahwa sedikit ketidakseimbangan ini sebenarnya dapat bermanfaat bagi kita. Dengan berfokus pada hal-hal yang menghasilkan hasil terbesar, kita bisa mendapatkan bagian terbesar dari hasil, dengan jumlah minimum usaha. Masih yakin melibatkan kerja keras tapi Anda dapat mencapai tujuan Anda dalam cara yang lebih efisien, daripada Anda merasa seperti menabrak keras ke dinding berulang ulang – semua perasaan kita curahkan hanya untuk mengejar tujuan kita. Kita semua tahu untuk menerapkan prinsip ini sampai batas tertentu, dan kita semua mencoba untuk fokus pada hal-hal penting dan bukan berarti mengabaikan yang sepele, tapi Anda dapat memperoleh wawasan berharga tentang pekerjaan Anda dengan mencoba menerapkan prinsip ke semua aspek kehidupan kerja Anda . Baca terus untuk ide-ide, baik yang jelas dan halus, tentang bagaimana untuk membuat aturan 80/20 bekerja untuk Anda.

Inti dari pekerjaan Anda
Penggunaan yang paling penting dari aturan 80/20 ini mendefinisikan "inti" (hal pokok) dari pekerjaan Anda. Apa tindakan terpenting dan peran yang membentuk pekerjaan Anda? Semua pekerjaan memiliki banyak berbagai ragam kegiatan kecil, tapi di balik itu semua ada tugas utama yang paling penting - hal yang menyebabkan masalah bagi perusahaan atau pelanggan jika mereka tidak dilakukan. Apa saja yang telah dilakukan dengan benar, maka berarti anda sedang melakukan pekerjaan Anda dengan baik? Apa yang terlihat pimpinan Anda pada saat ia berpikir tentang pekerjaan yang Anda lakukan - apa prioritas paling penting bagi dia? Apa tanggung jawab? Bagaimana dengan klien Anda dan rekan kerja Anda?

Gunakan aturan 80/20 untuk mengidentifikasi tugas-tugas (pokok) inti Anda dan pastikan Anda melakukannya dengan keunggulan. Jika Anda seorang pimpinan , Anda tidak boleh mendelegasikan tugas-tugas inti dari pekerjaan Anda ke tim Anda, kecuali jika Anda grooming seseorang untuk mengambil pekerjaan Anda saat Anda mendapatkan promosi atau berhalangan. Jika Anda seorang karyawan, Anda tidak boleh menjatuhkan bola panas pada tugas ini. Meskipun Anda tidak akan pernah meninggalkan pekerjaan hari ini dengan segala sesuatu "dilakukan," jika Anda menyelesaikan tugas-tugas inti Anda dengan keunggulan, Anda 80% dari perjalanan ke sana, dan itu lebih dari kebanyakan.

Mengetahui sessuatu dengan membiarkan serangkaian proses dengan menerapkan aturan 80/20 di tempat kerja akan membantu Anda mengaetahui apa yang harus kita abaikan ketika proses berjalan dan bersamaan ketika Anda tidak punya waktu untuk melakukan semuanya. Kita semua memiliki bentang waktu yang sibuk daripada biasanya, dan Anda akan perlu membuat keputusan tentang apa yang akan dilakukan dan apa yang telah menunggu. Sebagai contoh, skala prioritas dari 20% nya seorang salesman terhadap klien membentuk 80% dari penjualannya - ini adalah klien yang paling berharga. Mari kita bayangkan ia kembali ke meja dan telah kehilangan dua telpon : satu adalah dari klien "bintang" dari 20% diatas, yang lainnya dari klien yang lebih rendah. Kedua panggilan berharga dan kedua pelanggan peduli dan harus dipelihara, tapi siapa yang harus dia telepon dulu? Bintangnya klien, tentu saja. Jika ada sesuatu yang muncul tiba-tiba, dan ia tidak dapat kembali pada kedua panggilan segera, ia memiliki sedikitnya 80% pencapaian dari hasil telpon. Sementara dilema ini menganggu dan tidak ideal, itulah fakta kehidupan bisnis dan Anda akan melakukannya dengan baik untuk memprioritaskan pekerjaan Anda untuk menangani ancaman interupsi - mendapatkan pekerjaan yang paling penting dilakukan terlebih dahulu.

Yang paling penting adalah hasil waktu tersebut.Contoh pada salesman dengan sedikit disederhanakan: penjual secara alami hadir kepada klien mereka yang lebih besar terlebih dahulu. Mereka bekerja berdasarkan komisi, sehingga menempatkan klien bintang utama dari seorang seorang salesman demi uang. Prinsipnya, bagaimanapun, bekerja untuk semua aspek pekerjaan: Sama seperti ada klien utama dan bagian inti dari pekerjaan Anda, aturan 80/20 dapat diterapkan untuk produktivitas Anda juga. Jangan khawatir, saya tidak akan memulainya dengan kata produktivitas di tempat kerja; pastinya ada suatu cara yang lebih baik daripada gagah untuk menyelesaikan segala sesuatu dan bekerja meninggalkan badan merasa terkuras,secara mental dan fisik.

Jika Anda menginvestasikan sedikit waktu dan berpikir, Anda dapat mengetahui kunci ke sebuah hari kerja yang efektif dan bagaimana Anda dapat fokus pada mereka. Misalnya, menyatakan prinsip bahwa 20% dari rekan kerja Anda (atau, jika Anda bos, karyawan Anda) menghasilkan 80% dari hasilnya. Mengidentifikasi "seseuatu yang bisa dilakukan" dengan sejumah orang yang bisa diajak bekerja daripada melibatkan mereka sebanyak yang Anda bisa, lebih dari 80% lainnya. Katakanlah Anda membutuhkan beberapa informasi dan dapat dengan memanggil salah satu dari dua orang. Panggilan yang akan lebih cepat dan lebih efisien bukan ? Ada waktu yang sangat besar yang bisa kita simpan di sana, dan itu hanya dengan panggilan telepon; menerapkan prinsip untuk semua pekerjaan Anda dengan orang lain dan tetap dengan orang-orang yang efisien. Anda akan mendapatkan lebih banyak yang bisa dilakukan.

Akhirnya, menerapkan prinsip-hari Anda sendiri: Apakah ada waktu hari Anda yang paling efektif? Satu jam di mana Anda terjaga, paling bersemangat dan tanpa gangguan? Itulah waktu untuk mengatasi hari – hari terberat Anda, tantangan yang paling berharga. Jika Anda menyelaraskan %20 terbaik hari Anda dengan 20% atas daftar pekerjaan Anda, Anda akan mendapatkan lebih banyak dilakukan dalam sprint nya daripada harus merasa capai dalam sehari 10-jam.

bekerja cerdas
Prinsip Pareto, hanya berarti bahwa suatu prinsip, aturan praktis. Saya tidak benar-benar percaya bahwa 20% pelanggan menghasilkan 80% dari nilai Anda. Bisa jadi 23% dari klien kita bisa menghasilkan 80%, 60% atau bahkan 90% dari inputnya. Titik prinsip ini hanya untuk menyadarkan bahwa tindakan tertentu memiliki suatu hasil outsize. Dengan berfokus pada hal ini akan membuat sisa waktu pekerjaan Anda sesudahnya, Pastikan Anda mendapatkan yang paling bisa dilakukan. Seperti yang kami katakan dalam intro, pekerjaan adalah pekerjaan, dan sambil berpikir tentang hal itu dapat memberikan hasil yang lebih baik, Anda masih akan bekerja keras untuk mendapatkan hasil tersebut. Namun, jika Anda telah bergerak lebih cepat untuk mendapatkan lebih banyak dilakukan, aplikasi cepat dari prinsip Pareto memastikan Anda tidak hanya melakukan sesuatu, tapi hal terbaik

Senin, 28 Maret 2011

Sabtu, 26 Maret 2011

Solo The Spirit of Java


Minggu pagi, mode on saya sudah aktif dari pukul 04.20 WIB, entah karena tidur saya yang pulas berkualitas atau karena saya memang sudah menyusun agenda kegiatan minggu pagi sehingga begitu mata terbuka byak, langsung prepare semuanya dan jam 07.00 sudah ready for use. Sedarinya agenda saya cuma membawa asman ke Stasiun KA Balapan Solo sebelum jam 08.00 tetapi karena yang berwenang belum datang maka sambil menunggu saya masuk ke Bagian Pelayanan Pelanggan PT KAI Sta Solo Balapan.
Tersimpan dalam benak sejumlah pertanyaan yang sudah tidak sabar untuk saya bombardikan agar mendapatkan penjelasan dari PT KaI tentang penempatan gerbong kosong di depan dan belakang gerbong penumpangnya, meski hal ini pernah di jelaskan oleh PP KA Sta Kebumen bahwa ini perintah dari Dirjen Teknik PT KA. Dan senada dengan informasi yang pernah saya terima, akhirnya sama juga. Penjelasan resmi oleh PT KAI bahwa penempatan gerbong kosong hanya sebagai antisipasi bilamana harus terjadi kecelakaan KA yang di akibatkan oleh human error (kesalahan wezel, masinis ngantuk, dll sejumlah istilah teknis yang sulit saya mengerti). Sebagai closing pertemuan saya tersebut diperoleh kesimpulan bahwa ada good will dari PT KAI dalam antisipasi pengurangan jumlah dan jenis korban bilamana harus terjadi kecelakaan meskipun pada kesempatan itu saya belum mendapat informasi lebih jauh untuk upaya perbaikan kinerja PT KAI secara internalnya.

Ternyata pagi ini saya sangat full insting untuk assessment, saya belokan motor ke Lokasi Pelacuran Gg Jalak Solo. Pikiran iseng yang mendorong langkah saya untuk menjawab pertanyaan mendasar apakah sebelum jam 08.00 pagi, para WPS (wanita pekerja seks) sudah ada yang memulai aktifitasnta. Berbekal dengan sebuah nama Lik No (key person – stakeholder lokasi) saya tidak canggung ataupun takut untuk menyusur gang sepanjang kurang lebih 25 m.
Aoooow, ternyata sudah ada 11 WPS yang berserak di sepanjang gang tersebut. Dari padanya kemudian saya berpikir dan mencoba untuk merumuskan hipotesis sederhana yang berpijak dari pertanyaan : Kenapa mereka sudah TP- TP sedemikan paginya bukankah habis malam minggu seharusnya mereka adalah lebih banyak kepayon?, dari 11 orang WPS rata-rata umurnya sudah mapan (pemain lama lagi berpengalaman) dan bisa jadi adalah WPS yang berkomitmen tinggi akan profesinya (meski tua tetep menjadi WPS). Lalu apakah mereka sudah efisien atau produktif bilamana pagi sudah menawarkan jasanya?.
(wait : saya dapat kesempatan eksklusif untuk deep interview dengan salah satu dari mereka).


Lepas dari gang Jalak saya ambil kesempatan sarapan di Pasar Manuk Depok (kenapa disebut pasar manuk? Karena di dekat situ ada juga panti pijat esek-esek untuk manuk dan juga ada pasar burung beneran). Sudah lama sekali saya ingin mendapatkan penjelasan tentang perjalanan usaha seorang penjual nasi kikil di pasar Depok. Bukan apa-apa karena saya telah mengobservasi cukup lama (sejak Januari 2007)keberadaan mbok Galak ini dan dengan ekstra berhati-hati karena si mbok emang bener-bener galak.
Benar juga -
Setelah preference representational system muncul, segera saya aktifkan Vr dan Ar dari si mbok ini. Dia bernama ibu Warni, telah berjualan selama 32 tahun dengan menu kikil dan sayur godong kates. Setiap hari nya dia menghabiskan kikil 20 kg (Rp. 600.000 hanya untuk kulakan kikil dan untuk warung yang berukuran Cuma 2 X 4 meter ini adalah suatu ukuran yang bombastis) dan berjualan mulai jam 08.00 hingga 13.30 setiap harinya. Belum dari ikan laut dan ayam gorengnya. Sejumlah jawaban atas pertanyaan saya selama 30 menit , telah mengantarkan saya akan suatu statement “ PE ES CE” (PSC – Personal Sense Commitment) kesuksesan dia berjualan nasi kikil karena di landasi oleh perasaan senang dengan kikil terlebih dulu, sehingga selama ini, dia memasak kikilnya selalu diliputi segenap jiwa dan spiritnya yang ditumpahkan untuk kualitas produk, terbukti 32 tahun nasi kikilnya bertahan di tengah persaingan sekian ratus menu Solo yang memang terkenal dengan wisata keplek ilat nya (Cullinary). Solo I love u full.

Blind to See


Saya telah berkesempatan mengunjungi Balai Rehabiltisasi Sosial Bhakti Candra Rasa Provinsi Jawa Tengah di Solo, dan mendapatkan kemudahan untuk melakukan deep interview dengan salah satu penghuni. Subyek saya bernama Tofik dari Kelurahan Plesungan Jeruksawit Karanganyar.
Sebelum deep interview berlangsung - Jujur lah bahwa saya sebenarnya diselimuti perasaan agak ragu-ragu “gek-gek” (bilamana) nara sumber nya tidak kooperartif atau malah gagal total. Setelah pengalaman di Puskesmas Nusukan Solo 2 hari yang lalu, dalam pikiran selalu terlintas dengan kuat bahwa saya merasa setingkat lebih maju dalam memahami NLP, maka dengan naluri (sub-conscious) yang telah saya niatkan, saya melakukan kalibrasi untuk membangun rapport dari subyek, kemudian proses matching and mirroring. Alhasil saya mendapatkan kondisi harmful and trusted performance dari si subyek. Karena subyek adalah bermata buta maka saya tetapkan untuk melakukan hypnosis secara audio dan kinesthetic untuk mempertahankan trans nya.
Proses deep interview saya mulai dengan menanyakan asal/alasan subyek masuk ke Panti Rehab,(ide ini dari Bu Hanna – Jogonalan Klaten - matur nuwun Bu), penggunaan teknologi, pandangan sosial budaya dan kebutuhan alamiah termasuk seks nya. Banyak sekali informasi yang sangat jujur dan luar biasa dan menjadikan saya berdecak kagum dalam pencapaian penguatan pemahaman akan Quote
“Tidak ada produk Tuhan yang gagal, semua ada ilmunya” salah satu buktinya adalah orang buta ternyata bisa sms an. Dengan sangat lancar subyek menceritakan bahwa hp yang dia pakai memakai teknologi berbasis symbian (nokia 6120) dimana bisa mode sound dari tulisan yang tertera di lcd hp nya. Padahal sebelumnya saya mengira (under estimate)dia cuma iseng dan ngegaya ikut-ikutan manusia normal pakai hp (nggak bakal lah bisa sms eh ternyata sekarang sudah ada soft ware yang mendukungnya). Hebatnya konsep pemberdayaan populasi kunci telah mereka praktekan. Karena konon yang mempopulerkan mode ini di Jawa Tengah adalah Bp Kuncoro (beliau juga buta) dan penguatan/capacity building secara peer educator juga telah di terapkan dalam asrama (kegiatan keagamaan, keorganisasian dan profesionalisme pasca phase out).
Pada saat interview telah berlangsung berlangsung 0,5 jam - language preference tetap saya pertahankan sehingga subyek dalam kondisi nyaman, saya juga memperoleh informasi luar biasa, peserta didik di balai rehab ini ternyata juga menjadi korban dari birokrasi yang ada, (ekstrimnya dalam institusi subyek itu sendiri) mereka telah menjadi objek proyek karena ternyata program-program rehabilitasi yang diberikan tidak semuanya tepat sasaran,belum berdasarkan skala kebutuhan peserta rehabilitasi. Kebijaksanaan top down yang selalu di terapkan. Pengkebirian hak mereka sebagai manusia juga di tegakan karena mereka tetap di lihat sebagai orang cacat, usul dan aspirasi mereka belum di akomodasi. (dari nama tuna netra sebenarnya secara semantic word sudah menempatkan penyandangnya untuk selalu dilihat sebagai manusia yang tidak sempurna dan marginal karena kurang/tuna).
Tidak terasa 1,5 jam hypnosis berlangsung dan akhirrnya saya memperoleh pencerahan pemahaman bahwa mereka adalah makhluk sempurna, sempurna itu tidak sama (selama ini kita selalu terkooptasi dengan suatu kriteria tertentu untuk mendapatkan level sempurna) jadi kenapa mereka di sebut tuna netra ? yang sebenarnya julukan itu secara sub-conscious menggiring orang-orang yang berpenglihatan normal memandang orang buta sebagai “tuna” (tidak sempurna), jadi setelah ini, kita semua mau bagaimana menggangap mereka ? Semoga teman-teman buta saya bisa memaafkan kesalahan saya yang telah menempatkan anda semua sebagai manusia tuna. Meski sebelumnya saya tidak pernah secara sengaja mengamini dengan menyebut anda sebagai tuna netra yang menempatkan anda sebagai manusia tuna (tidak sempurna), tidak sama sekali. Saya hanya memakai istilah itu karena ada di buka EYD dan semua anak sekolah juga di beri tahu bahwa penyandang buta itu di sebut tuna netra. Saya berkeyakinan, anda minus di bagian ini tapi plus di sisi lainnya. Dan ternyata itu menjadi benar setelah malam ini (26 Maret 2011).

Selasa, 22 Maret 2011

It's Me

Selasa, 15 Maret 2011

Senin, 14 Maret 2011

Mind Power


Pada saat saya mengenal kata Mind Power, dalam benak saya terlintas "ilmu apa to, kok nganeh - anehi dan apa bener, bagaimana mempelajari". Pertanyaan yang kritis dan akhirnya pun melabelkan kepada saya bahwa Tunggul Wijanarko adalah seorang yang dominan otak kirinya - kritis dan bermain dalam logika. Apapun itu labelnya akhirnya saya pengin menguak salah satu ekstasi otak kanan.Inilah awal saya belajar tentang Mind Power.
Saya berkesempatan memiliki buku yang berjudul Emotional Question hingga dua kali, bukannya hilang kalo saya beli hingga dua kali tapi karena ada dua orang yang ingin membaca dan akhirnya pengin memilikinya.
Pun akhirnya menghantarkan saya membaca beberapa buku dan seminar-seminar tentang pikiran. (Maturnuwun dr Umi Adiningsih - pakar Theosufi Semarang dan juga beberapa praktisi kekuatan pikiran)
Kalaupun saya boleh sebutkan bahwa pertemuan saya dengan Bhante Uthamo Mahatera telah banyak mengubah paradigma saya tentang kwkuatan pikiran. Mempelajari The Law of Attraction, Quantum Ikhlas dan akhirnya saya tahu bahwa semua ini bersumber kepada pakem NLP(neuro linguistic program). Alhasil salah teman akrab saya (Mas Hernawan Semarang berujar bahwa saya selalu memiliki pandangan positif terhadap sesuatu yang sedang saya alami). Pujian itu sungguh membuat saya mendem dan memacu saya untuk mencari keahlian yang lebih tinggi dari sebelumnya. Saya berkomitmen untuk menjadi seorang pembelajar.

Minggu, 13 Maret 2011

Agama vs Jiwa Pelayanan


Tidak ada agama yang lebih tinggi kecuali melayani orang lain.Bekerja untuk kebaikan adalah iman yang luar biasa, dan keharuman selalu melekat pada tangan yang memberi Anda bunga mawar.Dan kehidupan yang memuaskan adalah bangkit dari kehidupan yang dihabiskan untuk mengejar kesuksesan menjadi hidup yang di dedikasikan untuk menemukan makna , dan cara yang terbaik mengetahuinya adalah bertanya kepada diri sendiri, salah satunya " Bagaimana saya melayani?"

Kuil Shaolin, "Tidak ada kata tidak bisa - yang ada tidak mau"


Kalau kita ingin maka sampaikan - lahirkan dan sadari bahwa kita ingin. Bayangkan bahwa kita seolah-oleh sudah memperoleh dan menikmati apa yang kita inginkan. (inti dari The Secret nya Rhonda Byrne). Dan memang itu bukan suatu keniscayaan bahwa kita pada akhirnya akan mendapatkannya. Seperti hal nya, saya ingin menikmati therapi di executive room nya Nakamura. Saya menjadi pelanggan Nakamura Pasar Legi Solo sudah 6 kalinya, pada saat kunjungan saya yang ke 4 saya pengin sekali rasanya bila berada di executive room, tapi karena lebih mahal maka saya harus bijaksana dengan menundanya. (Tapi kehendakl selalu ingin - berpikir pasti nyaman dengan more better serve) itu selalu melekat dalam pikiran bahwa saya akan mendapatkan kesempatan tersebut.

Dan menjadi pengalaman unik bagi saya bahwa minggu lalu, pada saat jam telah menunjuk 19.40, saya mencoba masuk untuk menemui receptionistnya untuk mendapatkan layanan pijat refleksi 1 jam. Ternyata sudah full booking tapi tenggat waktu booking akan berakhir secara otomatis bila terlambat 15 menit. Akhirnya beneran, saya mendapatkan kesempatan therapi karena yang di pesan sebelumnya telah auto cancel, pada saat itu dengan sedikit curiga mendengar bahwa regular room telah habis (wah iki gek - gek akal-akalan, saya harus bayar lebih mahal) tapi ternyata tidak saya tetap bayar regular dengan fasilitas executive. (Mungkin mbak reception nya tahu kegusaran saya dan mengatakan bahwa saya cukup membayar regular meski dengan fasiltas executive)

Daripadanya saya telah belajar bahwa :

■ Di dunia ini tidak ada suatu kebetulan. Semua yang ada karena adanya penyebab (hukum aksi reaksi)
■Orang yang berpijak kepada nilai -nilai kebetulan adalah orang yang tidak beriman. (suatu Qodrat itu atas kehendak Nya) dan menjadi yakin seyakinnya bahwa Tuhan ada di atas segalanya.
■Bila kita berkehendak maka Allah SWT sudah akan tepat dengan 100% keputusan Nya atas eksekusi yang terjadi di makhluk Nya. Semua akan indah pada waktunya itu benar.
■Waktu kita dan waktu Tuhan bisa selaras bila kita mensyukuri pemberiaan Nya.
Jadi keniscayaan adalah milik semua orang asalkan semua itu di awali dengan pengharapan.

Mulialah Allah dengan segala kuasa Nya.

Sahabat China ku


Saya telah bertemu dengan sahabat lama, mereka dari keluarga China. Dan tampak Ny Sindhu dan putra sulungnya tengah berbincang sambil menunggu kereta Sawunggalih. Saya pun segera menghampiri mereka dan menyalami mereka. (sejenak saya baru sadar bahwa salaman dengan orang beda ras tidak lazim) Tetapi bagi saya tidak berlaku pemikiran seperti itu. Setahu saya siapapun orangnya kita harus menempatkannya dalam kondisi saling menghormati. Hingga akhirnya saya turut berdialog panjang lebar dengan mereka, Nyonya Sindhu ternyata sedang mengantar putra sulungnya yang akan kembali ke Taiwan untuk bersekolah kembali. Daripadanya saya memetik pelajaran bahwa

■kasih ibu itu sepanjang masa.
■Budaya China mencerminkan keuletan yang luar biasa karena saya tahu persis, Nyonya Sindhu hanya seorang penjual obat, tapi semangat dan daya juangnya luar biasa.
Meski akan berangkat ke luar negeri, putra sulung Nyonya Sindhu sama sekali tidak kelihatan arogansi malah boleh di bilang sangat santun dan lembah manah (rendah hati) dan bawaannyapun sederhana di bungkus tas kresek hitam.

Thaar dalam kepala saya, saya malu dan merasa perlu intropeksi diri lagi dengan gaya hidup saya. Apakah saat ini saya sudah benar dalam membelanjakan kesempatan hidup saya? (terima kasih Nyonya Sindhu, Anda telah mengajari saya akan satu hal.)

My footnote


Salah satu penyebab timbulnya masalah dalam kehidupan manusia adalah kebutuhan yang tidak terpenuhi. Namun kerap kali solusi masalah itu sebetulnya telah tersedia. Yang dibutuhkan adalah kreativitas
Sedangkan kreativitas datang dari keberanian untuk mencoba dan ketabahan untuk terus mencari bila satu cara belum berhasil. Di dunia kerja masalah takkan pernah berhenti muncul. Ada masalah yang sudah rutin terjadi tetapi lebih banyak lagi masalah-masalah baru yang menanti penyelesaian. Insan yang menghayati kerja sebagai seni, akan memandang kerja sebagai arena yang selalu menantang untuk mengeksplorasi serba kemungkinan dengan kreativitasnya. Ia akan melihat masalah dari berbagai sudut pandang, bahkan mencari sudut pandang baru yang mungkin belum pernah ada.Penghayatan kerja sebagai seni juga akan membantu kita untuk tidak mengkompromikan tujuan walaupun tengah berada dalam kesulitan.

Sabtu, 05 Februari 2011

My Duty



My Devotional

Belajar dari dirinya


Terkadang saya memperolah kejernihan untuk mensikapi beberapa hal yang telah ataupun sedang terjadi pada diri saya. Seperti halnya pada saat saya melalukan therapy di Nakamura tanggal 2 Februari 2011. Meskipun ada no telp dari Nakamura tetapi saya tidak mengkontak sebelumnya hanya untuk sekedar memastikan untuk memperoleh layanan therapy. Saya mencoba mensinkronisasikan dengan apa yang telah saya pelajari sebelumnya. The Mind Power.
Kekuatan pikiran, intinya adalah bila kita meyakini sesuatu maka sebenarnya ada suatu mekanisme yang menjadikan sesuatu itu terjadi atau tidak terjadi. Semua berawal dari pikiran, sama ! ketika saya menuju ke Nakamura maka pikiran saya telah saya penuhi bahwa di Nakamura nanti saya akan mendapatkan yang terbaik.
Alhasil saya mendapatkan yang terbaik (ini adalah pengantar ke fase pemahaman keliaran pikiran saya dalam otak atik kejadian – lebih tepatnya setelah saya memperoleh seperti apa yang saya pikirkan justru saya kemudian berpikir bahwa saya bisa saja mendapatkan sebaliknya.
Lalu terjadi Kontemplasi bahwa saya harus siap dengan apa yang akan saya peroleh – apa yang akan saya alami.Dalam mana itu saya kejar dan selami lebih jauh saya mendapatkan suatu pencerahan bahwa saya akan lebih baik dengan bermodal ikhlas maka saya akan sekaligus mendapatkan yang terbaik. Setelah mendapatkan apa yang telah saya pikir justru saya berpendapat bahwa sangat memalukan bila pikiran saya terus menerus saya jejali dengan permintaan dan keinginan (tepatnya menuntut semua yang saya ingin penuhi.
Selebihnya akhirnya bila melakukan suatu rencana,selalu saya ritualkan dalam bahasa pikiran adalah semoga kehendakku juga kehendak Nya, dalam arti luas bahwa saya siap dengan apa yang Allah berikan kepada saya. Hampir mencapai kebulatan roso bahwa sebenarnya apa yang saya miliki ataupun apa yang sedang dan telah terjadi semata-mata adalah “TerbaikNya” untuk saya. Saya pun sedang mengusili pernyataan bahwa tidak ada produk gagal dari Tuhan, saya mencobai makna dalam kalimat tersebut bahwa setiap apa yang kita sukai dan apa yang tidak sebenarnya itu adalah komponen keseimbangan (balancing power) Kalaupun saat ini ada faktor pembatas dalam memahaminya mungkin itu sekedar saya belum bisa melihat dari “posisi yang lebih tinggi”. Saya menempatkan paradigma diri pada level yang sama pada kejadiannya, padahal untuk memahaminya saya harus lebih tinggi pengetahuannya. Apa ini yang dinamakan dengan dewasa? Atau cerdas spirit nya? Saya tidak mau memastikannya – yang ada saya akan terus berproses karena saya meyakini bahwa saya adalah karya Tuhan yang luar biasa dengan suatu tujuan dan telah diperjalankan di permukaan bumi ini hingga waktu ini.