Jumat, 29 Juni 2012

Keniscayaan

Kita adalah buah pikiran kita, bisa ? Ya bisalah, seperti halnya dengan yang terdokumentasi di photo ini. Tanggal 27 Juni 2012 saya chat dengan teman saya Mb Ira Novina Kalandara, bahwa saya merencanakan "sesuatu" sebagai ikhtiar untuk menempatkan Kalandara Foundation menjadi lebih marketable di Pendapi Gede Kompleks Balaikota Surakarta. Kata saya " Ojo di critake disik sebelum rencana ini mewujudnya, dan jam demi jam saya ikuti dengan cermat dan Alhamdulillah Ibu Rustriningsih akhirnta bisa di area stad Kalandara 12,5 menit.
Dengan begitu Mas Yakobus sebagai direktur bisa memaparkan visi misi dan pencapaian Kalandara Foundation. Alhamdulillah - puji Tuhan Kalandara di agendakan untuk bisa memaparkan prestasi di Wagub berikutnya, kepada Pak Sigit dari Dinsos Provinsi Jateng - Bravo.

Grow with Character

Bukan lagi anda atau saya yang menderita, tetapi ... Kesedihan anda adalah kesedihan saya. Kalau kita dingin saja ketika melihat kesedihan orang lain, hati kita telah menjadi tumpul. Kita hanya melihat kepentingan diri kita sendiri dalam hubungan dengan yang lain. Giliran kesedihan mendera, lalu kita merasa sendirian. Tetapi dengan memahami kesedihan yang bukan milik anda atau milik saya, kita menjadi kuat. Sebab, bukan lagi anda atau saya yang menderita, tetapi seluruh kemanusiaan. ―Johanes Sudrijanta, SJ "Revolusi Batin Adalah Revolusi Sosial" Itulah yang menjadikan saya tidak mau dan mampu memutuskan diri dengan Lembaga Kalandara Semarang. Agaknya bersama Kalandara lah saya telah di ajari benih-benih kepedulian kepada sesama. Berawal dari medio 2007 saya di terima sebagai Workplace officer untuk Soloraya melalui program penanggulangan HIV AIDS di lingkup tempat kerja. Selama 32 bulan saya secara harian fullday menjadi volunteer dan 1 Juli 2010 saya mendapat tugas baru dari DKT International untuk menjadi marketing support di Program social marketing of Andalan Contraception. Namun ikatan keluarga dengan seluruh anggota Kalanddara lah yang menjadikan borderless, meski tidak seatap toh virtual office kita selalu terkoneksi dengan lembaga secara penuh. Beberapa tugas masih di percayakan kepada saya bilamana ada yang berada di tlatah Solo, sejujurnya saya memandang itu sebagai nilai kepercayaan yang luar biasa dan ada keinginan dari saya pribadi untuk menjadi role model bahwa menjadi volunteer itu bisa menunjang karir. Tumbuh dengan karakter itu memang konsep yang sedang saya cermati dan saya agak berbeda dalam memandang itu sebagai kredo nya. Bilamana Jokowi bisa mem brand kan Solo sebagai seperti sekarang ini, tentunya siapapun bisa membawa brand dirinya dengan konsep yang di rancangnya pula. Ini adalah keberanian yang telah menumbuhi pikiran untuk selalu menciptakan carrier and charity menjadi 2 in 1. Saya beruntung mengafiliasi diri ke beberapa lembaga, karena semua itu menjadi arah dan pemadu kegiatan yang ingin kita kerjakan.

Minggu, 17 Juni 2012

Dilema atau Merugi Sendiri ?

Kata dilema adalah sebuah istilah yang menempatkan seseorang galau mengambil sikap. Sepertinya kalau galau saya tidak, cuma massalah keberanian mengambil keputusan. Nggak penting banget sih, galaunya saya ini. Apa itu jal? Saya cuma mau menghapus sebuah nama dari facebook saya. Tindakan menghapus adalah perkara yang mudah bagi saya, cuma yang menjadikan pemikiran adalah konsekuensi atas tindakan itu. Cukup lama saya mempertimbangkan untung ruginya menghapus nama salah satu orang yang ada dalam daftar pertemanan saya itu. Saya cukup lama mengenal dia karena sejak TK hingga SLTA saya satu sekolah dan justru mungkin karena menganggap saya sebagai teman karibnya maka dia secara sembarangan meng upload hal - hal yang menurut saya tidak pantas untuk di sandingkan di facebook saya. Sikap yang anasir dan selalu melawan arus, egosentris serta asosialnya yang menjadikan hari ini saya dimampukan untuk menghapusnya. Saya sudah siap dengan semua konsekuensinya, dia tidak baik menjadi teman saya dan malah cenderung merusak reputasi dan harga diri saya. Daripada saya menjadi polemik dan tema bahasan di beranda saya sendiri lebih baik menghadapi satu orang yang mungkin kecewa dan sakit hati atas tindakan saya ini. Saya hampir meyakini dia mampu mengkontrol kondisinya karena selama ini saya telah tahu track recordnya. Saya berharap dia akan belajar dari perjalanan hidupnya dan semoga dipantaskan untuk bisa menjadi manusia yang lebih baik bagi semua orang.

The Alchemist

Setelah berjalan dipermukaan kehidupan ini, beberapa moment tertentu akhirnya terbukti bahwa “ Dalam hidup ini, justru hal-hal sederhanalah yang paling luar biasa. Hanya orang-orang bijak yang dapat memahaminya”. Pada hakekatnya kita semua adalah berkelana di ruang fisik dan ruang waktu dunia. Kita tidak tahu arah, petunjukNya hanyalah bertaburnya pertanda-pertanda di hamparan kehidupan kita. Itulah daya tarik berkelana bagi mereka – sang pengembara dunia, dia selalu mendapatkan teman-teman baru dan dia tidak perlu bersama-sama mereka sepanjang waktu. Kalau dia bergaul dengan orang yang sama sepanjang waktu - setiap hari, seperti halnya yang telah dialami oleh orang-orang yang mengabdi dan rela menyerahnkan dirinya pada rutinitas ciptaannya. Pada akhirnya dia menjadi bagian dari hidup orang itu. Lalu mereka ingin orang itu berubah. Kalau orang itu tidak seperti yang dikehendaki orang-orang lain, maka orang-orang lain menjadi marah. Orang-orang tampaknya selalu merasa lebih tahu bagaimana orang lain seharusnya menjalani hidup. Tapi mereka tidak tahu bagaimana seharusnya menjalani hidup mereka sendiri Penggambaran yang sempurna dari ketidakmampuan orang memilih takdir mereka sendiri, pada akhirnya dikatakan bahwa setiap orang percaya akan dusta terbesar di dunia. Pada suatu titik dalam hidup kita, kita kehilangan kendali atas apa yang terjadi pada kita dan hidup kita telah dikendalikan oleh nasib, itulah dusta terbesarnya. Takdir adalah apa yang selalu ingin kita capai. Kita harus memilih antara cara hidup yang telah dikenal dan sesuatu yang ingin kita miliki. Kalau setiap hari terasa sama saja, itu karena kita tidak menyadari hal-hal indah yang terjadi dalam hidup kita setiap hari. Hukum keberuntungan “ sebab ada daya yang menghendaki engkau mewujudkan takdirmu, kau dibiarkan mencicipi sukses untuk menambah semangatmu”. Jangan lupa segala sesuatu yang kau hadapi pusatnya hanya satu, jangan lupakan juga bahwa pertanda-pertanda, namun yang paling utama jangan lupa mengikuti takdirmu sampai pada akhirnya. Tetapi sebagian kita seperti orang pada umumnya, hanya melihat apa yang ingin kita lihat bukan apa yang sebenarnya terjadi. Ada beberapa hal yang tidak perlu dipertanyakan supaya kita tidak melarikan diri dari takdir. Kita harus tahu pasti apa yang kita inginkan. Setiap berkah yang tidak dihiraukan akan berubah menjadi kutukan. Kebetulan dan keberuntungan - Semakin dekat seseorang dalam mewujudkan takdirnya, semakin takdir itu menjadi alasan sejati keberadaannya. Manusia tidak perlu takut akan hal-hal yang tidak diketahui kalau mereka sanggup meraih apa yang mereka butuhkan dan inginkan. Kita takut kehilangan, tapi rasa takut akan menguap begitu kita memahami bahwa kisah-kisah kita dan sejarah dunia ini ditulis oleh tangan yang sama. Dalam usahanya mengejar impian itu, ada saja cobaan yang dialaminya untuk menguji keteguhan hati dan keberanian. Ini bukan perang antara kebaikan melawan kejahatan, ini perang antara kekuatan-kekuatan yang hendak menyeimbangkan. Perang seperti ini berlangsung lebih lama daripada perang-perang jenis lainnya. Sebab Allah berpihak kedua-duanya. Dimanapun hatimu berada disitulah hartamu ada - Kehidupan akan menarik kehidupan. Yang menahanmu adalah rasa takutmu sendiri. Hanya ada satu cara untuk belajar, melalui tindakan. Mereka mencari harta yang ditakdirkan tetapi tidak mau menjalani takdir itu. Allah menciptakan dunia agar melalui obyek-obyeknya yang terlihat, manusia bisa memahami ajaran-ajaran spritualNya serta kebijaksanaanNya. Dimana hatimu berada disitu ada hartamu, rasa takut menderita lebih menyiksa daripada penderitaan itu sendiri. Setiap pencarian dimulai dengan keberuntungan bagi pemula, setiap pencarian diakhiri dengan ujian berat bagi pemenangnya. Manusia dibantu hatinya - bagi orang-orang yang mencoba mewujudkan takdirnya. Matamu menunjukan kekuatan jiwamu. Alchemist : menembus ke dalam jiwa dunia dan menemukan harta yang telah disediakan bagimu, siapapun yang campur tangan terhadap takdir orang lain tidak akan menemukan takdirnya sendiri. Alchemist orang yang memahami alam dan dunia, jangan menyerah pada rasa takutmu, kau tidak akan bisa berkomunikasi dengan hatimu. Hanya ada satu yang membuat orang tidak bisa mewujudkan impiannya, takut gagal. Justru takut matilah orang jadi lebih sadar akan hidupnya. Setiap orang di dunia ini, apapun pekerjaannya memainkan peran penting dalam sejarah dunia dan biasanya orang itu sendiri tidak menyadarinya.

Senin, 16 April 2012

My Family

Minggu, 15 April 2012

Ibu telah berpulang


Tanggal 14 April 2012 tentunya akan selalu menjadi ingatan yang di luar kepala, karena pada hari itu Ibu tercinta wafat dengan tenang dalam genggaman tangan saya, bapak dan saudaraku, Mbak Win dan adik Lukita. Saya sudah ikhlas akan kepulangan beliau di sisi Tuhan dan saya pertahankan dan saya jaga adalah kenangannya.
Pada hari ini ketika saya bertolak dari Kebumen ke Solo dengan menumpang kendaraan pemadu moda Damri timbul ide agar saya di mampukan untuk menulis detik-detik kepergian beliau.
Tanggal 12 April ketika sampai di Kebumen, saya bertemu dengan ibu yang tengah terbaring lemah karena memang asupan makanan yang seharusnya menjadi penopang hidupnya justru tidak ada karena ibu tidak mau makan, yang di konsumsi beliau hanya minum dan juice buah. Seperti biasanya saya pun mengambil peran untuk merawatnya, dan ketika duduk di samping dan menatap dahinya, terkejut lah karena saya melihat adanya tanda-tanda lebam mayat. Saya mencoba menghibur diri hanya sekedar sembunyi dari kenyataan bahwa saya tidak mampu melihat kondisi itu.Tapi kemudian saya abaikan dan tetap merawat seperti biasanya.
Hari Jum'at, 13 April 2012 ada keponakan ibu yang datang : Mas Purnomo dan mbak Lelik dari Purwokerto dan ibu masih bisa berkomunikasi dengan baik. Meski kondisinya lemah dan suaranya cedal. (Saya pikir karena ada sariawan). Dan sore jam 14.30 saya dan bapak ke Kantor Kecamatan Kebumen untuk E KTP dan sepulang dari sana di rumah kedatangan tamu dari tetangga dan bekas murid bapak (mbak Wati untuk meberikan juice manggis dan madu). Saya pun tidak acuh akan hal - hal aneh karena memang ibu masih bisa ingat dan dapat berkomunikasi.
Hingga malam hari tiba, pukul 22.00 tampak bapak, kakak dan adik saya sudah terlelap dalam tidur dan saya bolak-balik membetulkan posisi tidur ibu, karena beliau merasa tidak nyaman. Dan sembari dalam tidur beliau bicara yang tidak jelas artinya karena cedal. Nah, karena saya tidak paham akan "nglindur"nya maka saya mencoba tidur dikursi dekat pembaringannnya.
Ternyata kata-kata yang kerap terdengar tadi telah membangunkan tidur dari bapak dan ketika itu kata bapak, saya dan saudara-saudara tampak pulas sehingga bapak menunggu ibu sendirian. Dan menjelang jam 01.00 kakak dan adik saya terjaga dan menggantikan bapak menjagai ibu.
Sebelum saya di bangunkan, kata kakak saya ibu minta di gosok giginya dan seketika itu pun oleh kakak saya diambilkan sikat gigi dan close up. Kemudian saya di bangunkan oleh kakak karena kakak panik akibat ibu tidak bisa kumur. Saya mencoba tenang menghadapinya sembari mendengarkan penjelasan kakak. Adik saya cukup tenang dan mungkin karena adik juga sudah mencium gelagat tidak beres. Kakak saya tidak bisa membedakan suara "ngorok" pada orang yang sedang sakharatul maut. Karena kondisi memburuk maka saya mencoba membuka mata beliau dan pupil nya sudah membesar (tidak respon cahaya) dan saya mencoba memberikan air pakai sendok sembari membimbingnya. Laa illah hailallah - muhammadarosulillah, Allah. Allah. Upaya ini di respon beliau dan saya mendengar kata Allah, Allah, dst sambil mencoba menarik nafas yang sudah pendek dengan ritme yang meningkat.
Suasana kami berempat akhirnrya membangunkan tidur bapak dan bapak segera mengambil peran pemimpin dan menyuruh kami bertiga + adik ipar dan keponakan ambil air wudlu untuk membacakan yassin. Saya mencoba mengambil kesempatan terakhir untuk meminta maaf, dan mendampingi beliau sambil saya genggam tangannya. (Tangannya terasa dingin) dan saya membaca keembali yasin untuk mengantarkan kepergiaannya. Tabah dan sedih itu pasti tapi kuat iya. Dan akhirnya, pukul 01.47 menit bapak minta cermin kecil untuk mengetes uap air dari hidung beliau. Tidak ada uap air di permukaan cermin. Dan saya pun ketika itu belum yakin maka saya tes ke 2 dan memang 01.50 secara positif ibu wafat dan bapak meminta kami bareng-bareng mengucap Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun.
Ketika menposisikan tangan beliau itulah tangis saya baru meledak dan saya sedih yang tidak terukur dengan parameter apapun. Meski demikian akal dan logika saya tetap bekerja sehingga adik dan kakak yang menenangkan saya pun berhasil dan saya bangkit untuk segera mengatur segala sesuatunya karena ibunda sudah berpulang. Telpon, sms ke sanak keluarga, handai taulan dan teman-teman saya lakukan. Begitu juga adik ipar yang dan semua saudara-saudara saya bergegas memberitahukan wafatnya beliau ke tetangga dan sontak rumah menjadi ramai.
Di situlah sesi kontemplasi, mengguggah kenangan akan ajaran dan nasihat ibu muncul semua dan saya mencoba mengingat semua apa yang pernah beliau ajarkan.
Selamat jalan ibu, ibu adalah pribadi luar biasa dan saya akan mengemban amanah sehingga keluarga besar Soedarsono akan tetap kokoh.

Sabtu, 10 Maret 2012

Construction Mind dari seorang Muhammad Tunggul Wijanarko Tjitroadmodjo


Kalau saya di tanya kapan mulai tertarik dengan ilmu ini,persisnya saya tidak tahu. Yang saya ingat adalah ketika saya memutuskan untuk mundur dari profesi marketing. Medio 2007, ya itulah awal saya belajar. Setelah saya memutuskan untuk menjadi seorang volunteer di Kalandara Foundation Semarang. Sebagai relawan saya lebih banyak punya waktu yang longgar untuk sekedar melampiaskan hobby dan obsesi dan salah satunya belajar di mind power.
Sebenarnya bakat itu telah di lihat oleh Dr Umi Adiningsih pada tahun 2004 ketika di RS Mardi Rahayu Kudus. Saat itu saya di sarankan untuk melatih kemampuan itu tapi tidak saya acuhkan nasehatnya. Bukan apa-apa karena belum prioritas dan saya masih ingat ketika fenomena itu muncul zaman kuliah - saya malah di vonis sebagai penderita de javu.
Dan sejak saya ketemu dengan Mbak Yudhid Kolopaking, seorang praktisi spiritual. Saat itulah saya di sarankan untuk memahami dunia spiritual dengan membaca buku nya Paulo Cuelho - The Alchemist, Michael Lossier - The Law of Attraction dan Quantum Ikhlas nya AB Sentanu.
Di situlah saya siji mboko siji mengalami breakthrough yang luar biasa. Kesempatan ikut pelatihan dan seminar tentang mind powwer bisa saya dapatkan dengan mudah dan memperlancar proses pembelajarannya.
Saya merasa mudah berada di para praktisi dan sejak saaat itulah saya percaya bahwa di dunia ini tidak ada yang namanya kebetulan, semua yang terjadi adalah kehendak Nya. Hanya kita terlalu terbatas kemampuan menjelaskannya sehingga secara pintas akan bilang ini ajaib, kebetulan dsb.
Saya juga masih ingat ketika Almarhum pak Dhe Soegeng maringi wejang kepada saya bahwa saya ini seorang lajer, dan tidak bisa ucul selak soko takdire. Iki wis pinesten yen kowe di pilih ono ing trah Tjitroadmodjo.
Awalnya pertanyaan sering muncul kenapa harus saya tapi seiring bertambahnya usia saya yakin bahwa saya harus menerima ini semua dengan tanggung jawab. Kagem sadulur 4 lima pancer saya, bismillah saya juga akan bersama kalian untuk menjalani takdir ku.

Sabtu, 11 Februari 2012

Loyalitas


Saya tergerak ingin mencatat pemikiran saya dalam blog karena tanpa sadar saya telah memakai produk AxisPro. Bertahun-tahun saya selalu memakai produk dari Telkomsel, termasuk modem saya pun bundling promo darinya. Meski saya kurs kan dengan kondisi sejenis di luaran seharusnya saya tidak membeli dengan biaya mahal seperti itu. Tapi logika saya tidak saya pakai dengan alih-alih yang penting keluaran Telkomsel. Bisa jadi pemikiran yang meminggirkan logika ini adalah yang menciptakan dan memimpin loyalitas seseorang terhadap produk tertentu.
Nah, masalahnya kepindahan saya ke Axis itu juga bukan karena saya ada permasalahan dengan produk Telkomsel tetapi semata-mata berawal dari "iseng" untuk mencoba Axis. Sensasi dan pengalaman baru itu ternyata memenuhi kebutuhan dan keinginan saya meski bilamana di tanya apa sesuatunya itu, saya pun tidak bisa menjawabnya. Saya hanya menikmati dan terpuaskan ketika proses migrasinya saja tanpa ada pelayanan lebih dari AxisPro. Tetapi untuk kembali lagi ke Telkomsel saya masih belum bisa balik kanan begitu saja.
Saya sebagai bagian dari profesi marketing tentunya juga akan mengalami pengalaman serupa dengan produk yang saya pasarkan. Entah kapan bisa jadi tiba-tiba customer saya beralih ke produk kompetitor. Padahal tidak ada masalah atau pun complain sebelumnya, seolah olah hanya faktor lucky dari kompetitor saja.
Studi kasus seperti ini sudah saya cermati dan saya ikuti lama, maklum 14 tahun saya berkecipung di dunia pemasaran bukanlah waktu yang pendek untuk tidak pernah mengalaminya. Di situlah saya membenarkan diri bahwa rejeki itu ada umurnya dan umur sendiri ada rejekinya.Jadi sepintar-pintarnya saya masih ada kuasa Tuhan yang ikut campur dalam kesuksesan profesi saya.
Berawal dari katarsis diri itu saya tidak pernah takut akan kompetisi dalam melihat aktifitas kompetitor. Sikap proporsional lah yang saya kedepankan dan analisis dari masalah itu bagaimana. Saya termasuk penggila LogFrame, karena metode itu sangat mudah untuk mengurai setiap masalah dan dengan sendirinya saya pun akan berpikir dengan metode SWOT juga.
Trend yang beberkan di atas ternyata karena pengaruh pergeseran kekuatan.Agaknya saya sangat setuju dengan Pak Hermawan K. Beliau katakan bahwa ada tiga kekuatan penggerak saat ini. Kekuatan yang tadinya vertikal menjadi horizontal, eksklusif menjadi inklusif, dan individual menjadi sosial. Hal ini berlaku di dunia. Horizontal ini menjadi penting karena kantor pusat perusahaan tidak mungkin dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh daerah. Hanya orang di daerah yang mengamati langsung yang dapat melakukan penanganan yang tepat.
Bilamana sebuah proses penyelenggaraan pemasaran masih sibuk dengan birokrasinya maka alhasil akan gulung tikar secara pelan. Saya masih ingat tatkala di doktrin bahwa saya harus memakai penampilan formal, sopan menurut standar perusahaan. Sekarang saya bisa saja ambil terobosan bahwa memakai jeans adalah kebiasaan yang boleh di budayakan. Change agent lah untuk di lingkungan saya. Dan ternyata sikap beda saya cukup memberi dampak kepada customer. Mereka bilang - saya gaul, flexible, enjoy , dll. Sama dari alasan itu saya bisa mengambil alih produk kompetitor. Agaknya customer bosan dengan sajian pemsarnya dan begitu lihat saya jadi pengin mencobainya. Ha ha ha ha hah.
Misteri pikiran, dan semua pelanggan ingin selalu di mengerti secara personal. Itu selalu saya ingat sehingga "nyleneh" saya pun tidak berlaku kepada semua pelanggan. Disinilah pentingnya berjejaring untuk mendapatkan informasi yang akurat agar perlakuan kepada Customer pun akan efisien dan efektif. So, ini semua adalah tugas pemasar untuk brand identity building. Karena sukses nya cara membawa diri akan memberikan nilai bagi pemasarnya juga,nggak ada ruginya kita selalu menjadi orang yang selalu belajar dan belajar terus sampai akhir menutup mata.

Sabtu, 28 Januari 2012

Ketika Aku Lebih dari Sekedarnya



Penting untuk menuliskan kesan mendalam dari Rakernas Bidan di Solo yang berlangsung dari tanggal 11 - 16 Oktober 2011, karena daripadanya saya telah memiliki beberapa kesempatan dan telah menjadi "breakthrough" tersendiri bagi seorang Tunggul Wijanarko sang penerus generasi Tjitra Atmadja. Kegiatan tersebut adalah pembelajaran yang mengasyikan bagi saya.
Meski saya harus capek dan montang-manting karena mengerjakan suatu tanggung jawab yang sebenarnya bukanlah tanggung jawab saya saat itu. Dan tidak pernah ada sedikitpun niat menjadi one man show. Semata-mata apa yang saya lakukan pada waktu itu karena saya di anggap mampu oleh "mereka". Mungkin jargon yang pas bagi saya adalah "sengsara membawa nikmat". Kesel nanging entuk ilmune

Bermula dari gladi resik di kantor, tiba-tiba ada pembisik agar saya ngacarani jadi MC pertemuan itu yang melibatkan petinggi dari Head Office-nya DKT, teman-teman dari 3 area kantor cabang PT SBF dan pihak EO yang akan menggelar exibition di The Sunan Hotel. Bukan hal yang sulit, hehehehh (aku kan punya sertifikat MC).
Berikutnya selama exibition ternyata saya tidak bisa santai juga, lagi-lagi di anggap mampu, saya di dapuk untuk memegang kunci etalase dan bertanggung jawab atas seluruh DA (detailing aid) sehingga semua info promosi pun harus saya handle dengan baik.
Huffh capek juga di saat mereka masih bisa ha ha hi hi - sementara, saya harus selalu sibuk menghitung stock,kontinuitas DA, dll. Belum lagi kalo ada peserta raker yang membutuhkan info pariwisata di Solo di luar akomodasi panitia. (Maklum, saya kan emang pelaku wisata Joglosemar)

Dan satu hal yang tidak akan pernah saya lupakan bahwa The Law of Attraction telah bekerja. Dan Tuhan pun bekerja untuk saya. Saya sudah lama sekali bermimpi : berdiri di dalam bus wisata sambil memegang mix + cuap-cuap di depan peserta wisata.

Ow ow ow - Gotcha!,
Terjadi dan terjadilah akhirnya, di dalam Bus Raya yang berkapasitas 30 penumpang, saya menjadi tour leadernya. Hotel demi hotel saya sambangi karena harus put off tamu dan kemudian di lanjutkan one night city ke Novotel Hotel Solo.

Amazing!
Tidak berhenti di situ - di Gala dinner nya DKT, saya bisa menghibur para undangan berduet dengan Neng Daisy untuk tarik kabel dengan lagu dangdutnya Pak Haji Oma Irama - Terajana. Perlahan dan pasti Ondrowino Resto memanas karena respon undangan sangat bagus (para bidan turun melantai) dan band akustiknya juga luar biasa mengimbangi keinginan ibu-ibu yang sudah kerasukan dangdut.
Wong Solo akan bilang " Regeng nDalu".
Hingga akhirnya saya sadar bahwa jam telah menunjukan pukul 21.00, waktunya saya harus menjadi tour leader kembali.Alhamdulillah, mimpi saya telah mewujud dan mimpi lain sedang saya rajut kembali.Saya semakin meyakini bahwa Semoga yang terjadi adalah kehendakNya dan seluruh alam semesta mendukungnya - memang tidak ada kata tidak bisa yang ada hanyalah tidak mau.. matur nuwun Gusti Allah

Jokowi di Mata Saya


Saya tergerak ingin menjejakan buah pikir ini sebagai apresiasi kepada Jokowi - The Change Agent, meskipun hingga sekarang saya belum ber KTP Solo tetapi kenal dan menyapa Bp Jokowi adalah sebagai keniscayaan yang luar biasa bagi saya. Awal kedekatan itu adalah karena saya sebagai keluarga Kalandara Foundation saya bisa mempermudah akses ke AD1 dan AD2. Dan ternyata birokrasi di Pendapi Agung sangat mudah dan ramah bagi siapa saja yang ingin lebih dekat dengan Pemimpin Solo ini.
Sosok Jokowi memang fenomenal. Namanya populer justru karena dia berani menempuh jalur tidak populer, tidak seperti yang dilakukan oleh para pemimpin lainnya. Banyak pemimpin daerah misalnya, lebih doyan narsis dengan memasang foto wajahnya di baliho-baliho di seputar kota. Jokowi mengaku tidak pernah melakukan sama sekali. Sebagai publik figur, Jokowi tetap membutuhkan branding. Tapi, branding yang dilakukan bukan sekadar branding yang berujung pencitraan. Branding yang dilakukan lebih mengusung pembangunan karakter dirinya sebagai seorang pemimpin yang tak lain adalah pelayan masyarakat.
Mendekatkan diri dengan warga menjadi langkah yang diambil Jokowi selaku pemimpin. Pendekatannya pun tidak pilih-pilih, tidak hanya memilih mereka yang mempunyai duit saja, tapi juga mereka yang secara strata ekonomi berada di posisi bawah. Ia lebih mengedepankan program ekonomi kerakyatan. Sebab itu, ia mempunyai program untuk memberdayakan pasar-pasar tradisional ketimbang mall (meski tidak suka mall, dia mengaku tidak anti mall). Dia juga menjamin perlindungan kepada para pedagang kaki lima yang di beberapa kota lain rentan oleh penggusuran dan kekerasan dari SatPol PP. Lebih menarik lagi, Jokowi berhasil mengubah citra SatPol pp yang sangar dengan citra yang lebih mengayomi. Ia pun memasang para pamong praja perempuan untuk memberi sentuhan pengayoman tersebut.
Dalam hal penataan kota, seperti yang ia ungkapkan di awal tahun 2011, Jokowi menerapkan strategi co-creation. Ia ingin menerima masukan sekaligus melibatkan warga dalam pembangunan tersebut. Salah satu caranya, ia membuka sayembara pembuatan desain kota. Ini satu langkah lebih maju ketimbang lelang yang selama ini sering digunakan di kota-kota lain. Dengan sayembara ini, Jokowi berhasil merangkul warga dari aneka profesi untuk terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kota Solo.
Meski tetap memelihara kultur dan tradisi di Solo, Jokowi tidak ingin Solo menjadi kota yang terasing. Konektivitas kota Solo dengan kota-kota lain di Indonesia, bahkan dunia, menjadi sesuatu yang signifikan di era sekarang. Internet menjadi kunci. Jokowi ingin membangun Solo sebagai connected city dengan sebutan Cyber City. Upaya konkretnya adalah dengan memasang layanan hotspot gratis di 51 titik kelurahan, lima titik kecamatan, dan 17 titik di areal publik. Bahkan, ada rencana membangun zona hotspot sepanjang tujuh kilometer dari Kleco sampai Panggung dengan jarak sebar kanan-kiri sejauh 500 meter.
Konektivitas ini juga ia bangun sendiri dengan terjun di media sosial, jejaring sosial yang sedang tren. Dengan akun @jokowi_do2, ia menyapa dan dengan telaten melayani respons dari pengikutnya di Twitter. Twitter dengan biografi berbunyi “Pengennya sederhana dalam kesederhanaan” itu saat tulisan ini diturunkan memiliki pengikut sejumlah 72856 akun. Ia juga bisa disapa dan menyapa di laman Facebook di http://facebook.com/jokowi.
Kabar terakhir, walikota Solo ini mengkampanyekan mobil buatan Anak Negeri, yakni siswa-siswa SMK 2 dan SMK Warga Surakarta. Ia pun tidak sekadar berkampanye, tapi juga menjadikan mobil buatan pelajar Solo itu. Sebelumnya, ia dikabarkan menolak untuk mengganti mobil dinas lamanya sedan Toyota Camry dengan mobil baru. Mobil warna hitam bermerek “Kiat Esemka” langsung dipasangi plat nomer AD 1 A. Jokowi mengaku senang sekaligus bangga dengan mobil buatan anak Indonesia yang menurutnya tidak kalah dengan buatan Jepang tersebut. Ini menjadi contoh keberpihakan Jokowi pada produk buatan dalam negeri. Meski tentu saja, mobil ini kudu melewati ujian panjang di lapangan.
Paling tidak apa yang dilakukan oleh Jokowi bisa dilihat “melawan arus” di tengah keglamoran dan sikap boros yang ditunjukkan secara vulgar oleh para pejabat, baik yang ada di daerah, di jajaran kabinet, maupun di gedung DPR.
Tapi, itulah Jokowi yang lebih senang membangun karakter sebagai pribadi dan pemimpin ketimbang gembar-gembor janji kampanye kosong penuh muslihat alias branding tanpa isi. Dengan membangun jejak rekam yang baik inilah, kepercayaan masyarakat akan tumbuh. Inilah branding with character dari sosok Jokowi– mungkin Jokowi sendiri tidak suka dengan istilah branding yang saya pakai ini.
Sebagai manusia, tentu saja Jokowi bukanlah superhero yang sempurna seratus persen tanpa cacat. Jokowi juga memiliki kelemahan dan keterbatasan. Tapi, kelemahan dan keterbatasan ini tidak menjadi alasan untuk membangun diri sebagai seorang manusia dan pemimpin yang baik. Dan, tulisan ini tidak dimaksudkan untuk mengkultuskan dirinya secara individu. Branding without character is nothing!*Referensi: www.the-marketeers.com