Sabtu, 26 Maret 2011

Solo The Spirit of Java


Minggu pagi, mode on saya sudah aktif dari pukul 04.20 WIB, entah karena tidur saya yang pulas berkualitas atau karena saya memang sudah menyusun agenda kegiatan minggu pagi sehingga begitu mata terbuka byak, langsung prepare semuanya dan jam 07.00 sudah ready for use. Sedarinya agenda saya cuma membawa asman ke Stasiun KA Balapan Solo sebelum jam 08.00 tetapi karena yang berwenang belum datang maka sambil menunggu saya masuk ke Bagian Pelayanan Pelanggan PT KAI Sta Solo Balapan.
Tersimpan dalam benak sejumlah pertanyaan yang sudah tidak sabar untuk saya bombardikan agar mendapatkan penjelasan dari PT KaI tentang penempatan gerbong kosong di depan dan belakang gerbong penumpangnya, meski hal ini pernah di jelaskan oleh PP KA Sta Kebumen bahwa ini perintah dari Dirjen Teknik PT KA. Dan senada dengan informasi yang pernah saya terima, akhirnya sama juga. Penjelasan resmi oleh PT KAI bahwa penempatan gerbong kosong hanya sebagai antisipasi bilamana harus terjadi kecelakaan KA yang di akibatkan oleh human error (kesalahan wezel, masinis ngantuk, dll sejumlah istilah teknis yang sulit saya mengerti). Sebagai closing pertemuan saya tersebut diperoleh kesimpulan bahwa ada good will dari PT KAI dalam antisipasi pengurangan jumlah dan jenis korban bilamana harus terjadi kecelakaan meskipun pada kesempatan itu saya belum mendapat informasi lebih jauh untuk upaya perbaikan kinerja PT KAI secara internalnya.

Ternyata pagi ini saya sangat full insting untuk assessment, saya belokan motor ke Lokasi Pelacuran Gg Jalak Solo. Pikiran iseng yang mendorong langkah saya untuk menjawab pertanyaan mendasar apakah sebelum jam 08.00 pagi, para WPS (wanita pekerja seks) sudah ada yang memulai aktifitasnta. Berbekal dengan sebuah nama Lik No (key person – stakeholder lokasi) saya tidak canggung ataupun takut untuk menyusur gang sepanjang kurang lebih 25 m.
Aoooow, ternyata sudah ada 11 WPS yang berserak di sepanjang gang tersebut. Dari padanya kemudian saya berpikir dan mencoba untuk merumuskan hipotesis sederhana yang berpijak dari pertanyaan : Kenapa mereka sudah TP- TP sedemikan paginya bukankah habis malam minggu seharusnya mereka adalah lebih banyak kepayon?, dari 11 orang WPS rata-rata umurnya sudah mapan (pemain lama lagi berpengalaman) dan bisa jadi adalah WPS yang berkomitmen tinggi akan profesinya (meski tua tetep menjadi WPS). Lalu apakah mereka sudah efisien atau produktif bilamana pagi sudah menawarkan jasanya?.
(wait : saya dapat kesempatan eksklusif untuk deep interview dengan salah satu dari mereka).


Lepas dari gang Jalak saya ambil kesempatan sarapan di Pasar Manuk Depok (kenapa disebut pasar manuk? Karena di dekat situ ada juga panti pijat esek-esek untuk manuk dan juga ada pasar burung beneran). Sudah lama sekali saya ingin mendapatkan penjelasan tentang perjalanan usaha seorang penjual nasi kikil di pasar Depok. Bukan apa-apa karena saya telah mengobservasi cukup lama (sejak Januari 2007)keberadaan mbok Galak ini dan dengan ekstra berhati-hati karena si mbok emang bener-bener galak.
Benar juga -
Setelah preference representational system muncul, segera saya aktifkan Vr dan Ar dari si mbok ini. Dia bernama ibu Warni, telah berjualan selama 32 tahun dengan menu kikil dan sayur godong kates. Setiap hari nya dia menghabiskan kikil 20 kg (Rp. 600.000 hanya untuk kulakan kikil dan untuk warung yang berukuran Cuma 2 X 4 meter ini adalah suatu ukuran yang bombastis) dan berjualan mulai jam 08.00 hingga 13.30 setiap harinya. Belum dari ikan laut dan ayam gorengnya. Sejumlah jawaban atas pertanyaan saya selama 30 menit , telah mengantarkan saya akan suatu statement “ PE ES CE” (PSC – Personal Sense Commitment) kesuksesan dia berjualan nasi kikil karena di landasi oleh perasaan senang dengan kikil terlebih dulu, sehingga selama ini, dia memasak kikilnya selalu diliputi segenap jiwa dan spiritnya yang ditumpahkan untuk kualitas produk, terbukti 32 tahun nasi kikilnya bertahan di tengah persaingan sekian ratus menu Solo yang memang terkenal dengan wisata keplek ilat nya (Cullinary). Solo I love u full.

Tidak ada komentar: