Sabtu, 26 Maret 2011

Blind to See


Saya telah berkesempatan mengunjungi Balai Rehabiltisasi Sosial Bhakti Candra Rasa Provinsi Jawa Tengah di Solo, dan mendapatkan kemudahan untuk melakukan deep interview dengan salah satu penghuni. Subyek saya bernama Tofik dari Kelurahan Plesungan Jeruksawit Karanganyar.
Sebelum deep interview berlangsung - Jujur lah bahwa saya sebenarnya diselimuti perasaan agak ragu-ragu “gek-gek” (bilamana) nara sumber nya tidak kooperartif atau malah gagal total. Setelah pengalaman di Puskesmas Nusukan Solo 2 hari yang lalu, dalam pikiran selalu terlintas dengan kuat bahwa saya merasa setingkat lebih maju dalam memahami NLP, maka dengan naluri (sub-conscious) yang telah saya niatkan, saya melakukan kalibrasi untuk membangun rapport dari subyek, kemudian proses matching and mirroring. Alhasil saya mendapatkan kondisi harmful and trusted performance dari si subyek. Karena subyek adalah bermata buta maka saya tetapkan untuk melakukan hypnosis secara audio dan kinesthetic untuk mempertahankan trans nya.
Proses deep interview saya mulai dengan menanyakan asal/alasan subyek masuk ke Panti Rehab,(ide ini dari Bu Hanna – Jogonalan Klaten - matur nuwun Bu), penggunaan teknologi, pandangan sosial budaya dan kebutuhan alamiah termasuk seks nya. Banyak sekali informasi yang sangat jujur dan luar biasa dan menjadikan saya berdecak kagum dalam pencapaian penguatan pemahaman akan Quote
“Tidak ada produk Tuhan yang gagal, semua ada ilmunya” salah satu buktinya adalah orang buta ternyata bisa sms an. Dengan sangat lancar subyek menceritakan bahwa hp yang dia pakai memakai teknologi berbasis symbian (nokia 6120) dimana bisa mode sound dari tulisan yang tertera di lcd hp nya. Padahal sebelumnya saya mengira (under estimate)dia cuma iseng dan ngegaya ikut-ikutan manusia normal pakai hp (nggak bakal lah bisa sms eh ternyata sekarang sudah ada soft ware yang mendukungnya). Hebatnya konsep pemberdayaan populasi kunci telah mereka praktekan. Karena konon yang mempopulerkan mode ini di Jawa Tengah adalah Bp Kuncoro (beliau juga buta) dan penguatan/capacity building secara peer educator juga telah di terapkan dalam asrama (kegiatan keagamaan, keorganisasian dan profesionalisme pasca phase out).
Pada saat interview telah berlangsung berlangsung 0,5 jam - language preference tetap saya pertahankan sehingga subyek dalam kondisi nyaman, saya juga memperoleh informasi luar biasa, peserta didik di balai rehab ini ternyata juga menjadi korban dari birokrasi yang ada, (ekstrimnya dalam institusi subyek itu sendiri) mereka telah menjadi objek proyek karena ternyata program-program rehabilitasi yang diberikan tidak semuanya tepat sasaran,belum berdasarkan skala kebutuhan peserta rehabilitasi. Kebijaksanaan top down yang selalu di terapkan. Pengkebirian hak mereka sebagai manusia juga di tegakan karena mereka tetap di lihat sebagai orang cacat, usul dan aspirasi mereka belum di akomodasi. (dari nama tuna netra sebenarnya secara semantic word sudah menempatkan penyandangnya untuk selalu dilihat sebagai manusia yang tidak sempurna dan marginal karena kurang/tuna).
Tidak terasa 1,5 jam hypnosis berlangsung dan akhirrnya saya memperoleh pencerahan pemahaman bahwa mereka adalah makhluk sempurna, sempurna itu tidak sama (selama ini kita selalu terkooptasi dengan suatu kriteria tertentu untuk mendapatkan level sempurna) jadi kenapa mereka di sebut tuna netra ? yang sebenarnya julukan itu secara sub-conscious menggiring orang-orang yang berpenglihatan normal memandang orang buta sebagai “tuna” (tidak sempurna), jadi setelah ini, kita semua mau bagaimana menggangap mereka ? Semoga teman-teman buta saya bisa memaafkan kesalahan saya yang telah menempatkan anda semua sebagai manusia tuna. Meski sebelumnya saya tidak pernah secara sengaja mengamini dengan menyebut anda sebagai tuna netra yang menempatkan anda sebagai manusia tuna (tidak sempurna), tidak sama sekali. Saya hanya memakai istilah itu karena ada di buka EYD dan semua anak sekolah juga di beri tahu bahwa penyandang buta itu di sebut tuna netra. Saya berkeyakinan, anda minus di bagian ini tapi plus di sisi lainnya. Dan ternyata itu menjadi benar setelah malam ini (26 Maret 2011).

Tidak ada komentar: