Senin, 20 Januari 2014

Indahnya Dunia Endah




Menempatkan diri untuk menikmati musik keroncong adalah kehormatan tersendiri bagi saya. Dan pemberitahuan performn  Endah Laras sudah satu minggu sebelumnya saya ketahui ketika mengunjungi Balai Soedjatmoko Solo. Jujur saya langsung merasa “harus” nonton dan saya harus bisa menikmati konser dari ikon baru musik keroncong. Bisa jadi memang malam ini adalah keberuntungan yang bertubi-tubi saya peroleh. Mulai dari hujan yang reda ketika berangkat, memperoleh MP3 dari konser tersebut hingga posisi duduk yang cukup menguntungkan – di depan dan nyaman. Apalagi di sebelah saya tiba-tiba hadir seorang penulis kawakan – Bp Kastoyo. Lengkap sudah saya perjalanan malam ini. Kenapa? Karena saya memang sudah lama pengin punya akses dengan penulis profesional agar saya lebih mahir dalam bertutur dalam  tulisan dan juga tips-tips praktik tentunya. Puji Tuhan – Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Mu yang telah memberikan karunia luar biasa ini.  
Kembali ke cerita semula saya datang ke balai itu, adalah seorang yang bernama Endah Laras – vokalis putri terbaik yang dimiliki Solo bahkan Indonesia. Bisa saya gambarkan suasana malam ini di Balai Soedjatmoko yang luar biasa penuh padahal yang digelar hanyalah musik keroncong. Bahkan ada beberapa orang asing dan keluarga Indonesia yang memang penikmat seni berkumpul menjadi satu hanya dengan satu tujuan, mendengarkan suara emas dari mbak Endah. Ada perasaan bangga sekaligus syukur yang mendalam ketika saya melihat opening dari Mbak Endah dengan di iringi Rebab oleh pemain muda berbakat. Eksotis sekali sampai-sampai saya membayangkan seandainya Vanesa Mae melihatnya pasti dia ingin juga main rebab – biola Jawa. He he he he he. Belum lagi ketika Mbak Endah CS – ada kakak adik keponakan membawakan lagu dolanan yang sangat apik. Wuihh saya jadi ingat masa kecil saya dengan tembang dolanan yang sudah nggak asing lagi di telinga – “Kupu Kuwi, Menthok-Menthok”, dst. Dan yang nggak kalah seru adalah ketika Mbak Endah menyanyikan lagu Crying Rahwana, saya takjub dengan cengkok Sunda yang sangat pas dan sulit dipercaya kalau Mbak Endah sebenarnya sinden Jawa. Dan penutup konsernya juga luar biasa karena konser juga kedatangan Mas Djadug, Cak Diqin dan beberapa seniman.  

Tidak ada komentar: